Halaman

Assalamu'alaikum...perkenankan saya menawarkam produk busana muslim anak-anak yang berkualitas dengan harga bersaing...busana muslim anak memperhatikan trendnya saat ini dibutuhkan pasar karena maraknya skolah-skolah islam dan juga kegiatan TPA anak-anak dilingkungan..disadari atau tidak itu menambah quota permintaan akan baju muslim anak baik yang berharga mahal dengan merknya yang sudah ternama ato juga dengan harga yg sangat terjangkau dengan model yang sederhana saja...kami dari LITTLE QUEEN hendak memenuhi permintaan pasar yang sangat besar ini dengan coba memadukan bahan batik dan bahan katun dengan kombinasi polos sebagai koleksi terbaru kami next edition!! semoga para pembeli berkenan memberikan masukannya kepada kami... kontak kami via BB 25F26985 via twitter :bundayumna via FB:bundayumna manfaatkan diskon besar2an yang sedang kami aktifkan ini...LITTLE QUEEN hadir menjawab kegalauan teman-teman akan busana muslim anak yang berkualitas dengan harga terjangkau... HAPPY SHOPPING!!!!....

Rabu, 25 Januari 2012

SUKURI DULU HIDUP KITA....


Oleh Bayu Gawtama
Kemarin saat tengah mengurus perpanjangan passport di Kantor Imigrasi, saya duduk bersebelahan dengan seorang wanita seusia saya. Beberapa saat kemudian, kami terlibat dalam obrolan tentang berbagai negara yang pernah disinggahinya. “Saya sudah ke dua puluh lima negara loh...” ujarnya. Saya berdecak kagum mendengar berbagai pengalamannya sementara ia masih terus bercerita satu negara ke negara lainnya. Beragam keunikan negara-negara digambarkannya, dari hal terindah sampai pengalaman buruk di beberapa negara. Sempat terbersit, “Beruntung sekali hidupnya, bisa menyambangi berbagai Negara.”
Setelah cukup lama bercerita, tiba-tiba ia bertanya, “Anda sudah berapa Negara yang dikunjungi?” saya bilang, “hanya beberapa saja.”
“Lalu sekarang mau kemana?” tanyanya lagi.
“Umroh, insya Allah,” jawab saya singkat.
“Nah itu dia Mas... Mas beruntung sekali. Dari semua negara yang pernah saya kunjungi, belum pernah sekalipun saya ke Tanah Suci. Saya iri dengan Mas…” kali ini ia sedikit terbata-bata. Matanya menyiratkan bahwa ia ingin sekali ke tanah suci.
Beberapa bulan yang lalu, seorang rekan saya yang bekerja di International Committee Red Cross (ICRC) hendak berangkat ke Thailand. Saya pun berujar, “Beruntung sekali, ikut dong. Itu salah satu Negara yang ingin sekali saya kunjungi loh...” Lalu dengan enteng dia menanggapi, “Kamu lebih beruntung sahabatku. Saya lebih iri dengan kamu yang sudah pernah ke Gaza, Palestina. Semua orang bisa dengan mudah ke Thailand, tapi tidak semua orang bisa dengan mudah ke tanah para Nabi, Palestina.” Kalimatnya menghentak kesadaran saya.
Setiap kali melihat orang berangkat ke kantor, beraktifitas rutin dengan menampakkan kesibukannya, saya kadang berpikir, “Beruntung sekali orang-orang itu ya, punya pekerjaan rutin yang membuatnya terlihat lebih aktif”. Namun sekali lagi yang tersadar dengan keberuntungan yang saya miliki sendiri, saat orang-orang yang aktif bekerja sehari-hari itu malah berkata, “Enak ya jadi orang seperti Anda, bisa lebih sering berada di tengah-tengah keluarga, nggak kena macet setiap hari, nggak pusing oleh tekanan atasan atau ulah teman sekerja. Anda memang tidak seperti saya, punya penghasilan tetap. Tapi Anda tetap berpenghasilan kan?” Saya tersenyum.
Saat silaturahim ke rumah saya beberapa waktu lalu, seorang rekan saya bilang, “Enak ya tinggal di komplek, tenang, rumahnya rapi, jalanannya bersih, ke Mall juga dekat. Nggak seperti di kampung tempat saya, kalau hujan jalannya becek, rumahnya nggak beraturan, jauh ke mana-mana...”
Giliran saya ke rumahnya, justru saya bilang, “Ya enakan di sini, lebih asri, masih banyak pohon, dan yang paling penting suasana kekeluargaan antar tetangga lebih terasa, lebih akrab, ramah dan bersahabat. Jauh dari Mall lebih baik, karena kita dan anak-anak jadi nggak konsumtif. Yah ada plus minusnya lah, yang penting kita sukuri saja, itu yang membuat kita merasa betah dan nyaman tinggal di manapun.”
Teman saya yang lain beda kasus, kali ini soal pasangan hidup. Waktu main ke rumahnya sambil berbisik dia bilang, “Isteri saya tuh nggak ngikutin trend, nggak tahu informasi yang berkembang, komputer nggak bisa. Saya lihat orang lain isterinya kelihatan cerdas, tahu teknologi dan informasi, perkembangan politik pun paham...”
Sejenak kemudian Isterinya datang membawa kopi dan kue. Saya seruput kopinya dan cicipi kue buatannya. “Subhanallah, ini kopi dan kuenya nikmat sekali...” Teman saya langsung komentar bangga, “Kalau urusan bikin kopi, bikin kue, masak segala jenis makanan, Isteri saya jagonyaaa...” Tak lama kemudian kami makan bersama di rumahnya dan memang benar, masakan Isterinya super lezat dan nikmat, apalagi sambalnya, wuihh.
“Nggak apa-apa nggak ngerti komputer, nggak paham politik atau nggak ngikutin trend, tapi Isteri jago masak begini orang lain belum tentu punya bro...” Eh dia cuma nyengir tanda sepakat. Sobat, kadang kita iri dengan kehidupan orang lain, padahal kita memiliki kehidupan yang patut disukuri. (Gaw, Life-Sharer)
Bayu Gawtama 

Selasa, 24 Januari 2012

koleksi januari 2012

                                                       GAMIS UNGU CANTIK only Rp.100.000(tersedia 2 saja)
                                                  GAMIS CANTIK BUNGA its only Rp.100.000(tersedia 2)
                                                     GAMIS CANTIK ORANGE its only :140.000
                                             Atasan batik kombinasi polos its only Rp.75.000 (turun harga)
                                                    GAMIS tanpa lengan its only Rp.85.000(tersedia 2)
                                               GAMIS tanpa lengan its only Rp.85.000(tersedia 1)